Inilah caranya melatih atau mengasah kepekaan emosi pada anak.
Sama dengan tahapan perkembangan lainnya, kemampuan emosi anak juga harus distimulasi agar dapat dikendalikan. Berikut cara mengasah kepekaan emosi anak.
1. Kendalikan emosi orangtua
Sebelum mengasah kepekaan emosi anak,
orangtua harus bisa mengenal dan mengendalikan emosinya sendiri.
Sederhananya, bagaimana mungkin orangtua mengajari anak mengendalikan
emosi sementara ia sendiri sering kehilangan kontrol atas emosinya.
2. Minta anak mengenali emosinya
Dengan
mengetahui apa yang dirasakan, lebih mudah bagi anak untuk
mengendalikan emosinya. Sebagai gambaran, sering kali anak uring-uringan
tidak jelas, maunya marah-marah saja meski permintaannya sudah
dituruti. Hal ini terjadi karena anak tidak mengenal dengan baik apa
yang dirasakannya saat itu. Orangtua diharapkan bisa membantu anak
dengan mengidentifikasi perasaannya. “Oh, Kakak kesal ya, karena
mainanmu dirusak Adik? Yuk, Mama bantu memperbaiki. Mama akan minta Adik
untuk minta maaf.”
3. Minta anak menyalurkan emosi secara positif
Saat
mainan dirusak, anak bisa jadi marah-marah atau memukul. Tunjukkan pada
anak beberapa alternatif penyaluran emosi secara positif. Kalau kesal
karena diejek teman, katakan bahwa mengejek memang tidak baik. Ajari
anak untuk berani mengungkapkan kepada si pengejek, ia tidak suka
diejek. Jika tak mempan, ajak anak untuk mencari teman lain yang baik
dan tak menanggapi ejekan itu.
4. Beri reward
Saat anak dapat mengendalikan emosi, orangtua dapat memberikan reward berupa
pelukan atau acungan jempol. "Mama tahu kamu kesal karena tidak
dibelikan mainan, tapi Mama senang kamu tidak mengamuk atau menangis di
mal itu."
(Sumber: tabloid-nakita.com)