Bila hipertensi tidak dikendalikan, bisa merusak jantung dan pembuluh darah, menyebabkan stroke dan serangan jantung.
Di dalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang ke sana kemari
lewat jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan
(nutrisi) dan oksigen untuk dikirim ke seluruh bagian tubuh. Ada pun
mesin penggerak darah hingga dapat mengalir terus-menerus adalah
jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding
pembuluh darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung
berkontraksi (sistolik) berada di bawah 120 mmHg, sedangkan ketika
jantung berelaksasi (diastolik) di bawah 80 mmHg. Namun, kisaran tekanan
darah yang ideal itu (gold standard) 115/75 mmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalau tekanan
darahnya 140/90 mmHg atau lebih tinggi yang diukur pada kedua lengan
sebanyak tiga kali dalam jangka waktu bebera
pa minggu. Satu dari tiga
orang penderita penyakit darah tinggi tidak menunjukkan tanda atau
gejala apa pun.
Celakanya, bila hipertensi ini tidak dikendalikan bisa merusak
jantung dan pembuluh darah sehingga mengarah pada timbulnya beberapa
kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau
gangguan pada mata.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi ada dua jenis. Hipertensi primer
atau esensial, adalah yang tidak atau belum diketahui jelas penyebabnya
(terdapat pada 90 persen dari seluruh kasus hipertensi).
Diperkirakan faktor risiko hipertensi jenis ini antara lain perubahan
pada jantung dan pembuluh darah, merokok, usia (di atas 35 tahun),
riwayat keluarga, obesitas, gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolahraga), stres, alkohol, atau garam dalam makanan.
Hipertensi sekunder yang disebabkan atau dampak penyakit lain seperti
penyakit ginjal kronis, kelainan hormonal, atau pemakaian obat-obatan
tertentu—seperti pil KB.
Tekanan darah biasanya tidak sama sepanjang hari. Dalam kurun waktu 24 jam tekanan dalam arteri mengalami fluktuasi alami.
Biasanya tekanan tertinggi terjadi pada pagi hari setelah bangun
tidur dan melakukan aktivitas. Lalu, akan stabil sepanjang hari dan
kemudian turun pada malam hari. Titik terendah pada dini hari saat kita
tertidur pulas.
Tekanan darah juga berubah bila posisi tubuh berubah. Misalnya, dalam posisi duduk ataupun tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar