Social Icons

Pages

Featured Posts

Kamis, 14 Agustus 2014

Bagaimana Cara Mengasah Kepekaan Emosi Anak?

Inilah caranya melatih atau mengasah kepekaan emosi pada anak.

Sama dengan tahapan perkembangan lainnya, kemampuan emosi anak juga harus distimulasi agar dapat dikendalikan. Berikut cara mengasah kepekaan emosi anak.
1. Kendalikan emosi orangtua
Sebelum mengasah kepekaan emosi anak, orangtua harus bisa mengenal dan mengendalikan emosinya sendiri. Sederhananya, bagaimana mungkin orangtua mengajari anak mengendalikan emosi sementara ia sendiri sering kehilangan kontrol atas emosinya. 
2. Minta anak mengenali emosinya
Dengan mengetahui apa yang dirasakan, lebih mudah bagi anak untuk mengendalikan emosinya. Sebagai gambaran, sering kali anak uring-uringan tidak jelas, maunya marah-marah saja meski permintaannya sudah dituruti. Hal ini terjadi karena anak tidak mengenal dengan baik apa yang dirasakannya saat itu. Orangtua diharapkan bisa membantu anak dengan mengidentifikasi perasaannya. “Oh, Kakak kesal ya, karena mainanmu dirusak Adik? Yuk, Mama bantu memperbaiki. Mama akan minta Adik untuk minta maaf.” 
3. Minta anak menyalurkan emosi secara positif
Saat mainan dirusak, anak bisa jadi marah-marah atau memukul. Tunjukkan pada anak beberapa alternatif penyaluran emosi secara positif. Kalau kesal karena diejek teman, katakan bahwa mengejek memang tidak baik. Ajari anak untuk berani mengungkapkan kepada si pengejek, ia tidak suka diejek. Jika tak mempan, ajak anak untuk mencari teman lain yang baik dan tak menanggapi ejekan itu.
4. Beri reward
Saat anak dapat mengendalikan emosi, orangtua dapat memberikan reward berupa pelukan atau acungan jempol. "Mama tahu kamu kesal karena tidak dibelikan mainan, tapi Mama senang kamu tidak mengamuk atau menangis di mal itu."
(Sumber: tabloid-nakita.com)

 

Senin, 11 Agustus 2014

Studi: Otak Orang Insomnia Lebih Elastis

Penelitian ini bisa membuka jalan untuk memahami insomnia dan kondisinya.

 

Otak orang insomnia lebih elastis daripada mereka yang tidur dengan normal. Motor cortex, bagian otak yang mengendalikan gerakan tubuh, lebih fleksibel dan aktif di kaum insomnia daripada di mereka yang tidak insomnia.

Menurut Rachel Salas, asisten profesor syaraf di Johns Hopkins University School of Medicine mengungkapkan bahwa mereka yang menderita insomnia kadar kortisol dan kecemasannya meningkat. Penelitian ini bisa membuka jalan untuk memahami insomnia dan kondisinya.

Dalam penelitian ini sukarelawan diteliti dengan metode transcranial magnetic stimulation (TMS) untuk memicu area di motor cortex pada 28 sukarelawan. Sebanyak 18 sukarelawan insomnia dan 10 tidak. Hasil rangsangan membuat sukarelawan menggerakan jempol mereka. Hasilnya mereka yang insomnia lebih mudah digerakkan jempolnya karena bagian motor cortex di otak mereka lebih fleksibel.

Sulit dikatakan apakah ini baik atau tidak, ungkap Rachel sebab ada asosiasi fleksibilitas otak dengan meningkatnya metabolisme, kadar kortisol dan kecemasan. TMS ini diusulkan agar bisa mengobati insomnia dengan cara yang sama depresi disembuhkan. Penelitian ini rilis di jurnal Sleep.

(Badri Ahmad/intisari-online.com, Sumber: LiveScience)

 

Studi Temukan Bagaimana Pengolahan Emosi di Otak

Berbagai perasaan terhadap situasi atau orang, disandi menjadi kode-kode di otak. Setiap kode akan merepresentasi emosi yang dihasilkan.

Sebuah studi baru dari ilmuwan saraf Universitas Cornell Adam Anderson melaporkan bukti temuan bagaimana otak manusia memproses perasaan.

Berbagai perasaan yang bersifat perseorangan dan tentu saja subjektif, terhadap situasi ataupun orang lain, akan disandi ke kode-kode standar di otak. Lantas setiap kode merepresentasi emosi yang dihasilkan. Anderson mengatakan, "Orang menyandi perasaan berdasarkan rangsang. Kami menemukan pola-pola halus dari aktivitas saraf dalam korteks orbitofrontal—wilayah otak yang berkaitan dengan pengolahan emosi, bertindak sebagai saraf kode yang menangkap beragam perasaan individu."
Studi yang dipublikasikan secara online dalam Nature Neuroscience ini juga memberikan pengetahuan bagaimana kode-kode tersebut mewakili perasaan terdalam manusia, dan membalikkan anggapan bahwa saat emosi terjadi otak hanya secara sederhana mengaktifkan area khusus untuk perasaan positif/negatif.
Lantas bagaimana pengolahan perasaan ke suatu emosi di otak manusia?
Pola sensorik khusus ditemukan pada area otak yang terhubung dengan pusat penerima rangsang khusus visi (indra penglihatan) dan rasa (indra pengecap). Namun juga, peneliti menyatakan pengalaman subjektif internal tidak terbatas kepada itu saja, melainkan juga pada pusat persepsi dan indrawi.
"Meski bagaimana pun perasaan pribadi kita, terbukti otak kita menggunakan sandi (kode) untuk menafsirkannya sebagai emosi [tertentu]," kata Anderson menyimpulkan.
(Badri Ahmad. Sumber: Science Dailyri)

 

Sabtu, 05 April 2014

Permainan Asah Otak Tak Tingkatkan Kecerdasan

Komponen kecerdasan seperti kemampuan menyelesaikan masalah atau beralasan, tidak meningkat hanya karena rutin bermain game asah otak.

Sering dikatakan, berbagai permainan asah otak bisa meningkatkan kemampuan kognitif. Dengan permainan yang menguji kemampuan otak pada perhatian dan kecepatan, perusahaan pengembang game mengklaim program ini bisa memperbaiki kemampuan kognitif, memori, fleksibilitas, dan penyelesaian masalah. 

Permainan asah otak mungkin memperbaiki kualitas tersebut. Namun riset menunjukkan, komponen kecerdasan seperti kemampuan menyelesaikan masalah atau beralasan, tidak meningkat hanya karena rutin bermain game asah otak.

"Saat ini sulit sekali menghabiskan waktu berinternet tanpa melihat iklan yang menjanjikan untuk melatih otak, memperbaiki konsentrasi, dan menaikkan IQ," kata pimpinan studi dari Georgia Institute of Technology, Randall Engle.

Engle dan timnya menemukan, walaupun kapasitas memori dan fluid intelligence saling berhubungan, namun hal ini tidak berlaku sama dalam permainan asah otak. Permainan asah otak hanya meningkatkan kapasitas memori, tidak dengan fluid intelligence. Ide awalnya, game asah otak meningkatkan kemampuan memori yang dibarengi dengan fluid intelligence.

Kapasitas memori atau working memori capacity (WMC) adalah kemampuan otak mengingat kembali hal yang lampau. Sedangkan fluid intelligence adalah kemampuan beralasan, menyelesaikan masalah, dan menjalin hubungan.

Dalam studi ini, peneliti menggunakan 55 mahasiswa sebagai responden. Para responden menjalankan 20 hari partisipasi dalam pelatihan kemampuan otak. Setiap kali kemampuan bertambah baik, para responden akan mendapat bayaran.

Partisipan dibagi menjadi 3 grup berdasarkan variasi kesulitan pelatihan. Kelompok pertama berpartisipasi dalam tugas kompleks dengan rentang waktu tertentu. Tugas ini mengukur kemampuan kapasitas memori seseorang.

Kelompok kedua berpartipasi dalam tugas rentang sederhana, yang seketika mengingat letak benda usai ditunjukkan. Sedangkan kelompok ketiga berpartisipasi dalam pencarian tugas visual.

Peneliti juga menguji kemampuan WMC dan fluid intelligence sebelum dan setelah pelatihan 20 hari. Hasilnya, hanya sebagian partisipan di kelompok pertama yang kemampuan WMCnya meningkat dan mampu menyelesaikan tugas. Walaupun WMC meningkat, tapi fluid intelligence responden tetap sama.

Jika permainan ini tidak membuat pintar, lantas apa manfaatnya ?

"Games ini berguna bagi orang yang melakukan beberapa tugas sekaligus, atau cepat beralih ke pekerjaan berikutnya. Misal berbicara di ponsel sambil menyetir, berbicara dengan 2 orang yang berbeda, atau masak sambil mengasuh anak yang menangis," kata peneliti dari Georgia Institute, Tyler Harrison.

Riset sebelumnya mengatakan, game asah otak baik untuk penderita kanker payudara yang mengalami chemo brain. Chemo brain adalah efek linglung akibat pengobatan kemoterapi. Setelah 12 minggu rutin bermain game asah otak, responden menunjukkan perbaikan dalam fungsi eksekusi, penemuan kata, dan kecepatan. Game juga terbukti mengurangi gejala penurunan fungsi tubuh.

(Badri Ahmad) /Kompas.com, Sumber: www.medicaldaily.com

Ada Varian Gen yang Bikin Orang Pelupa

Orang yang memiliki varian gen ini memang cenderung sulit mengingat.

Apakah Anda termasuk orang yang pelupa? Mungkin Anda bisa menyalahkan gen yang Anda bawa. Menurut para peneliti, orang yang memiliki varian gen DRD2 memang cenderung sulit mengingat.
Setiap orang pada dasarnya memiliki dua varian gen DRD2, bedanya hanya satu huruf dalam kode genetik. Sebagian orang memiliki varian C (cytosine) dan sisanya(thymine).
memiliki varian T
Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Bonn diketahui, orang yang memiliki varian T DRD2 memang lebih pelupa.
Faktor lain yang juga bisa menentukan apakah Anda akan menjadi orang yang pelupa atau tidak adalah jenis kelamin. Pria ternyata lebih pelupa dibanding wanita.
Nama dan tanggal adalah dua hal yang paling sulit diingat orang. Hampir 89 persen pria dan 86 persen wanita yang disurvei mengakut kesulitan mengingat nama orang lain dan juga tanggal.
Yang menarik, ternyata penelitian lain menunjukkan anak-anak yang lahir di era milenium (sekarang berusia 18-34) lebih pelupa dibanding generasi sebelumnya. Umumnya mereka sulit mengingat hari dan hal-hal kecil lainnya seperti di mana meletakkan kunci atau lupa membawa bekal makan siang.
Meski begitu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan daya ingat. Salah satunya adalah menuliskan catatan kecil di mana Anda meletakkan barang atau hal-hal penting lainnya. Gunakan waktu-waktu senggang untuk menghapal, atau mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan daya ingat.
(Badri AhmadKompas.com)

Jumat, 04 April 2014

Melawan Virus dengan Virus

Ahli biokimia Leor Weinberger dari UC San Diego menggunakan pendekatan tak lazim untuk memerangi penyebaran HIV/AIDS: virus melawan virus.

Weinberger dan rekan-rekannya di San Diego dan UCLA membuat partikel yang menumpang pada HIV. Saat HIV berpindah ke orang lain dan berada dalam sel, virus itu akan menyaingi HIV.

Pada saat simulasi, para peneliti mendapati bahwa terapi bernama "therapeutic interfering particles (TIPS)" ini mengurangi jumlah orang terinfeksi HIV sepertiga puluh kondisi sekarang.

TIPS dibuat dari bagian tak berbahaya dari HIV dengan menghilangkan bagian kunci informasi genetik, seperti cara untuk menduplikasi diri. Agar dapat bertahan, TIPS menggunakan DNA dari virus asli untuk mereplikasi, artinya TIPS tidak dapat hidup tanpa HIV.

Partikel TIPS itu juga berisi gen yang direkayasa untuk menghalangi HIV. Kedua virus menggunakan protein yang sama dan harus saling bersaing untuk memperolehnya saat berada di dalam sel. Kompetisi ini membuat HIV lebih sulit untuk menggandakan diri. TIPS dapat bertahan selama setahun dalam tubuh, artinya mereka bisa memperlambat perkembangan HIV menjadi AIDS 5 hingga 10 tahun.

TIPS saat ini belum dites pada manusia. "Kami bekerja sangat hati-hati untuk memperhitungkan risiko penggunaan TIPS. Kami belum tahu apakah partikel virus ini dapat berevolusi dan bercampur dengan gen lagi saat mereka digunakan," jelas Weinberger.

Penyebar HIV paling banyak adalah pengguna obat-obatan terlarang dan pekerja seks. TIPS dianggap cara paling fenomenal untuk mengatasi infeksi HIV pada komunitas ini. (Sumber: Discovery News)
(Badri Ahmad)

Jumat, 07 Februari 2014

Sel Otak dari Air Seni Manusia

Transformasi dari sel ginjal ke sel otak membutuhkan waktu 12 hari. Dalam waktu sebulan, sel telah berubah penuh menjadi sel-sel otak.

    Saat seorang manusia berkemih, akan ada sedikit bagian kulit dari ginjal yang terkikis. Sel dari kulit ini kemudian dikembangkan menjadi stem sel yang nantinya bisa berubah menjadi sel apa pun di tubuh manusia.
Dalam penelitian teranyar, sel ini diubah menjadi neuron atau sel otak. Hasil percobaan ini dilansir dalam jurnal Nature Methods, Minggu (9/12) tahun lalu.
Teknik mengubah air seni menjadi sel ini juga dianggap jauh lebih mudah dibanding menggunakan darah. Proses pengambilan sampel juga lebih sederhana pada anak-anak.
"Karena lebih mudah bagi seorang anak untuk memberikan sampel urinnya dibanding menyuruh mereka memberikan darah," kata Marc Lalande, peneliti dari University of Connecticut Health Center, Amerika Serikat.
Dalam penelitian ini disebutkan, tim peneliti dari Cina memanen sel kulit dari ginjal yang secara rutin ada pada air seni manusia. Selanjutnya, sel ini disuntik instruksi genetika baru yang mengubahnya jadi sel otak.
Tidak seperti metode sebelumnya yang menggunakan virus, instruksi genetika ini bersifat sementara. Instruksi genetika ini juga dapat mengubah sel menjadi sel otak tipe apa pun.
Transformasi dari sel ginjal ke sel otak membutuhkan waktu 12 hari. Dalam waktu sebulan, sel telah berubah penuh menjadi sel-sel otak. Hasil penelitian ini diharapkan bisa mengobati penyakit Parkinson dan Alzheimer.

(Badri Ahmad. Sumber: Live Science)