Pages

Minggu, 29 Desember 2013

320.000 Virus Bersarang Pada Binatang

Hampir 70% virus yang menginfeksi manusia, seperti HIV, Ebola, dan Middle East Respiratory Syndrome (Mers), berasal dari alam liar.

Setidaknya terdapat 320.000 virus bersirkulasi di dalam tubuh binatang yang kini menunggu untuk diidentifikasi.
Peneliti mengatakan melakukan riset terhadap virus pembawa penyakit ini penting, teru
tama virus yang dapat menjangkit manusia agar nantinya dapat membantu pencegahan penyakit yang bersifat pandemik.
Tim memperkirakan bahwa riset membutuhkan biaya lebih dari £4 miliar atau sekitar Rp68 triliun, tetapi mengatakan uang ini masih kecil jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan jika sebuah wabah betul-betul terjadi.
Peneliti mempublikasikan hasilnya dalam jurnal mBio. Ian Lipkin, Direktur dari Pusat Infeksi dan Imunitas dari University of Columbia di Amerika Serikat mengatakan: "Apa yang kita bicarakan adalah tentang mendefinisikan berbagai macam keragaman virus pada mamalia, dan niat kami adalah, ketika kita mendapatkan informasi lebih lanjut, kita akan dapat memahami prinsip-prinsip yang mendasari faktor penentu risiko (munculnya pandemi). "
Hampir 70% virus yang menginfeksi manusia, seperti HIV, Ebola, dan Middle East Respiratory Syndrome (Mers), berasal dari alam liar.
Namun hingga kini, skala risiko masih sulit untuk diperkirakan.
"Peringatan dini"
Untuk menyelidikinya, peneliti di AS dan Bangladesh mengamati satu spesies kelelawar yang bernama, Musang Terbang (Flying Fox).
Binatang ini membawa virus Nipah, yang jika terjangkit ke manusia bisa mengakibatkan kematian.
Dengan meneliti 1.897 sample dari kelelawar itu, peneliti berhasil melakukan penilaian seberapa banyak lagi patogen yang dibawa.
Mereka menemukan hampir 60 jenis virus, yang kebanyakan belum diketahui sebelumnya.
Tim kemudian meramalkan kemungkinan angka ini untuk semua mamalia, dan menyimpulkan setidaknya ada 320.000 virus yang belum terdeteksi.
Lipkin mengatakan: "Tentu saja kita tidak bisa melakukan survei terhadap tiap binatang di planet ini, tetapi kita bisa memetakan sebaik mungkin menggunakan konsep yang disebut titik api (hotspot)."
"Kita melihat area-area, yang kita ketahui -berdasarkan pengalaman sebelumnya- memiliki potensi infeksi baru atau akan menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia."
Dia mengatakan pembuatan peta dengan hotspot ini akan membutuhkan waktu 10 tahun dengan dana jutaan dolar. Dana itu, lanjutnya, terlihat sangat besar, tetapi sebetulnya relatif sedikit dibandingkan biaya intervensi yang harus dilakukan jika pandemi terjadi.
"Idenya adalah mengembangkan sebuah sistem peringatan dini."

Sabtu, 21 Desember 2013

Waspada, Banyak Menonton Televisi Turunkan Jumlah Sperma

Pria yang menghabiskan waktu mereka di depan televisi lebih memiliki pola hidup yang menetap dan dapat mempengaruhi jumlah sperma.

Bagi para pria yang sering menghabiskan waktu luangnya di depan televisi, berhati-hatilah. Sebab, studi terbaru yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine menunjukkan menonton televisi terlalu lama dapat menurunkan jumlah sperma.
Studi yang melibatkan 189 koresponden pria sehat dengan rentang usia 18 hingga 22 tahun menggambarkan, pria yang menonton televisi selama 20 jam atau lebih dalam seminggu, memiliki jumlah sperma 44 persen lebih rendah dibanding dengan pria yang tidak menonton televisi. Temuan ini dilakukan setelah para peneliti menimbang beberapa faktor seperti yang dapat mempengaruhi jumlah sperma seperti merokok, indeks massa tubuh, dan asupan kalori.
Peneliti mengungkapkan bahwa pria yang menghabiskan waktu mereka di depan televisi, lebih memiliki pola hidup yang menetap dan dapat mempengaruhi jumlah sperma. Dalam studi terlihat, pria yang melakukan aktivitas selama 15 jam atau lebih dalam seminggu dari aktivitas sedang hingga berat ,memiliki jumlah sperma yang lebih tinggi dibanding para pria yang hanya melakukan aktivitas kurang dari lima jam selama seminggu.
Audrey Gaskins, mahasiswa doktoral di Harvard School of Public Health, menyatakan, temuan ini jelas menyimpulkan bahwa pria yang memiliki gaya hidup yang lebih aktif dapat meningkatkan kualitas sperma. Studi sebelumnya juga sudah memaparkan bahwa pria gemuk dan suka makan makanan berlemak, berisiko memiliki jumlah sperma yang lebih rendah.
Namun, studi yang baru ditemukan hanya menemukan asosiasinya saja dan tidak membuktikan bahwa gaya hidup yang menetap dapat menurunkan jumlah sperma. Para peneliti juga belum mengetahui apakah jika jumlah sperma yang rendah akan memiliki efek pada kesuburan laki-laki.
Menurut Andrew Kramer, ahli urologi di  University of Maryland Medical Center, mengingat manfaat gaya hidup sehat, temuan ini memang masuk akal. Namun, ke depannya perlu studi lanjutan untuk menjelaskan apakah dengan meningkatkan ktivitas pada pria yang gaya hidupnya menetap (duduk terus menerus), akan dapat meningkatkan jumlah sperma mereka.
Koresponden yang terlibat dalam penelitian adalah mereka yang sedang belajar di University of Rochester New York pada tahun 2009 dan 2010. Mereka ditanya mengenai aktivitas fisik dan menonton televisi selama tiga bulan terakhir. Lebih dari setengahnya memiliki berat badan normal dan 75 persen adalah perokok.

Pirau Katup Semilunar Selamatkan Pasien Hidrosefalus

Alat ini cukup membantu pasien karena dipasang di dalam otak.

Hidrosefalus sebagai penyakit akibat gangguan cairan pada otak ternyata memiliki solusi tersendiri. Lewat pirau katup semilunar, alat yang dipasang pada otak, pasien dapat menikmati hidupnya dengan normal.
Pirau katup semilunar, begitulah namanya. Alat yang diciptakan oleh Sudiarto dan mendapat paten sejak tahun 2007 lalu telah berhasil menyelamatkan sekitar 7.000-an pasien hidrosefalus. Spesialis Bedah Saraf di RS Sardjito Yogyakarta ini mengaku, ide pembuatan alat ini bermula tahun 1972 ketika mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia. Namun sayang, empat tahun berjalan alat ini tidak berhasil.
Ia pun mendapat kesempatan untuk kuliah di Belanda dan dipercaya menjadi asisten dalam operasi pemasangan pompa holter bagi penderita hidrosefalus. Pompa buatan Amerika Serikat itu menjadi satu-satunya alat untuk menyelamatkan bayi-bayi hidrosefalus kala itu.
“Namun, pompa tersebut sering bermasalah. Kerap kali terjadi sumbatan pada aliran pompa setelah dipasang. Akibatnya, para pasien harus melakukan operasi ulang,” paparnya beberapa hari lalu di Yogyakarta.
Sudiharto pun terus melakukan penelitian tentang penyumbatan pada pompa holter. Hingga akhirnya ia terinspirasi membuat alat tersebut yang berdasar prinsip kerja jantung.
Kendati belum dipatenkan, ia mengambil risiko untuk memasang alat buatannya demi menyelamatkan pasien hidrosefalus. Tindakan itu juga didorong oleh mahalnya harga pompa holter sehingga tidak semua pasien mampu membeli.
Sudiharto menjelaskan, pemasangan alat pompa ini awalnya dengan membedah kep
ala. Kemudian dibuat lubang kecil untuk memasukkan pompa di sekitar rongga otak. Dari sini dipasang selang yang terhubung melalui leher hingga masuk ke rongga perut di luar usus.
“Kita masukkan di bawah kulit. Karena otak itu berdenyut sesuai dengan denyut jantung, katup ini membuka sesuai dengan denyutan jantung,” katanya.
Dari semua pasien yang dipasang alat ciptaannya, Sudiharto mengaku hanya sekali melakukan operasi ulang pada awal-awal pompa katup semilunar mulai digunakan. Penyebabnya setelah dipasang ternyata pertumbuhan bayi melebihi perkiraan panjang selang. “Waktu dipasang, pasien masih kecil. Selang memendek karena dia tambah tinggi,” jelasnya.
Pengalaman itu menjadikan Sudiharto semakin tahu panjang selang dari pompa yang hendak dipasang. Menurutnya, orang Indonesia memiliki tinggi badan 160 - 175 sentimeter. Dengan demikian, ia harus memasang pompa berserta selang yang memiliki panjang 68 - 74 sentimeter.
Dari pengalaman, selang sepanjang itu cukup hingga pasien dewasa. “Sekarang average sambungan selang dari leher ke perut 65 - 70 sentimeter. Hanya kadang-kadang anak-anak sekarang cenderung lebih tinggi. Jadi, kita pasang dengan panjang 74 sentimeter,” tuturnya.
Ia pun menambahkan harga alat pun relatif tidak mahal, berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta. Ini pun bisa dibuat sesuai ukuran pemesan dan umur pasien.

Jumat, 20 Desember 2013

Kekayaan Nutrisi dalam Sebutir Kurma

Kurma amat baik untuk menjadi camilan sewaktu dalam perjalanan.

Meski bulan Ramadan tahun ini berlalu, tak berarti Anda otomatis berhenti menyantap kurma. Buah kurma yang empunya nama latin Phoenix dactylifera ini diketahui punya banyak manfaat kesehatan.
Kurma segar mengandung gula sederhana—seperti fruktosa dan dektrosa—yang ketika dikonsumsi langsung dapat menjadi pengganti energi yang hilang. Oleh karenanya, kurma cocok sebagai bekal camilan dalam perjalanan, tidak cuma tepat untuk teman berbuka puasa saja.
Penelitian mengungkap kurma juga kaya vitamin C yang bertindak sebagai senyawa antioksidan dan mampu melindungi sel-sel tubuh dari efek merusak radikal bebas. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kurma, semakin besar perlindungan terhadap radikal bebas.
Kelebihan lain kurma adalah kandungan flavonoid seperti betakaroten, lutien, dan zeaxa
ntin — kurma bisa dianggap sebagai asupan yang hampir ideal, memberikan berbagai nutrisi penting.
Zat besi banyak terdapat dalam kurma, selain potasium alias kalium. Potasium adalah komponen pokok sel yang membantu mengendalikan detak jantung dan tekanan darah. Maka, potasium melindungi tubuh dari stroke dan penyakit jantung koroner.
Kurma juga merupakan laksatif ampuh. Serat dalam kurma melindungi dinding usus besar dengan mengikat unsur-unsur kimia penyebab kanker di dalam usus besar.
Ada pula serat beta-D-glukan telah terbukti untuk mengurangi penyerapan kolesterol LDL oleh tubuh, serta untuk memperlambat atau menunda penyerapan glukosa dalam usus kecil, sehingga membantu untuk menjaga kadar gula darah.
Serat larut tersebut melewati saluran pencernaan lebih lambat dari serat tak larut air. Dengan memperlambat pengosongan lambung, beta-D-glukan meningkatkan perasaan kenyang dan dengan demikian dapat membantu penurunan berat badan.
Selain itu, kurma mengandung kalsium, mangan, tembaga, dan magnesium. Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Tembaga diperlukan untuk produksi sel darah merah. Magnesium penting untuk pertumbuhan tulang.

Bahaya Terlalu Banyak Tidur

Agar tidak kurang tidur, para pakar merekomendasikan untuk tidur tidak kurang dari enam jam setiap harinya.

Tidur merupakan cara terbaik untuk memulihkan kondisi tubuh. Kurang tidur diketahui berakibat buruk pada konsentrasi, daya analisis, kreativitas, hingga memicu timbulnya berbagai penyakit.
Agar tidak kurang tidur, para pakar merekomendasikan untuk tidur tidak kurang dari enam jam setiap harinya. Hanya saja, di balik manfaatnya yang melimpah, tidur pun menyimpan risiko kesehatan saat dilakukan secara berlebihan.

Inilah beberapa alasan kenapa kita tidak boleh tidur berlebihan.

1. Diabetes
Beberapa studi menunjukkan orang yang tidur lebih lama dari orang pada umumnya cenderung untuk mengembangkan penyakit diabetes. Terlebih, saat memiliki riwayat penyakit ini dari orangtuanya.

2. Penyakit jantung
Jika terbiasa tidur lebih dari delapan jam setiap harinya, maka Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung. Menurut beberapa peneliti, tidur sekitar 9-12 jam per hari merupakan faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

3. Cepat lupa
Ya, tidur baik untuk pembentukan ingatan. Namun tidur lebih dari 8-9 jam per hari justru memberikan dampak yang sebaliknya. Tidur berlebihan memperlambat fungsi sel otak yang menunjukkan tanda-tanda kepikunan.

4. Depresi
Banyak studi yang mempelajari masalah ini. Beberapa di antaranya menyatakan, penderita depresi cenderung tidur lebih lama daripada orang umumnya. Yang lebih buruk lagi, tidur berlebihan dikatakan memperparah keadaan tersebut.

5. Nyeri punggung
Orang yang tidur berlebihan cenderung untuk mengalami nyeri punggung lebih sering daripada orang yang tidak. Kecuali, mereka tidur di kasur khusus yang sudah disesuaikan.

6. Obesitas
Saat tidur, metabolisme berjalan lebih lambat sehingga jika dilakukan berlebihan, cepat atau lambat Anda pun terancam mengalami obesitas. Menurut sebuah studi, mereka yang tidur berlebihan memiliki risiko 21 persen lebih tinggi untuk terkena obesitas dibandingkan orang yang tidur normal.

7. Kematian
Meskipun belum ada alasan ilmiah, tetapi banyak studi menunjukkan tidur berlebihan berkaitan dengan tingginya risiko kematian.

8. Menjadi kurang menarik
Terlalu banyak tidur juga memengaruhi kehidupan sosial Anda. Saat menghabiskan terlalu banyak waktu untuk tidur, Anda cenderung untuk melewatkan banyak aktivitas sosial sehingga mungkin sedikit banyak mengurangi daya tarik Anda.

Kamis, 19 Desember 2013

Sabun Antibakteri Justru Membahayakan Kita?

Penggunaan sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban justru menyebabkan resistensi virus. 

 Penggunaan sabun antibakteri yang mengandung triclosan dan triclocarban justru menyebabkan resistensi virus.

Kontroversi mengenai sabun antibakteri kembali diungkap. Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengumumkan, para pembuat produk harus membuktikan bahwa sabun antibakteri lebih efektif dibandingkan sabun biasa dalam mencegah penyakit dan membatasi infeksi.

Menurut pengumumannya, produsen juga perlu untuk membuktikan bahwa produk mereka aman untuk penggunaan jangka panjang.

"Tujuan kami adalah, jika perusahaan membuat klaim ada antibakteri di produk dalam mempromosikan konsep bahwa konsumen yang menggunakan produk ini dapat mencegah penyebaran kuman, maka harus ada data di balik itu," kata Sandra Kweder dari Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.

Menyinggung kontroversi bahan aktif yang paling umum dalam ribuan produk sabun antibakteri, triclosan (sabun cair) dan triclocarban (sabun batang), FDA mengatakan, "Lebih lanjut, beberapa data menunjukkan bahwa paparan jangka panjang untuk bahan aktif tertentu yang digunakan dalam produk antibakteri bisa menimbulkan risiko kesehatan, seperti resistensi bakteri atau efek hormonal."

Sabun tersebut setidaknya digunakan untuk membunuh bakteri penyebab bau sejak tahun 1920-an, menurut American Cleaning Institute, sebuah kelompok industri. Pada tahun 2005, FDA telah menyerukan penelitian lebih lanjut tentang keamanan produk antibakteri.

Pengumuman FDA tidak hanya menyangkut pengkritik bahan triclosan, tetapi juga mencakup Beyond Pesticides, sebuah kelompok advokasi kesehatan lingkungan dan masyarakat Washington DC. Nichelle Harriot, staf ilmuwan Beyond Pesticide, mengatakan bahwa pengumuman FDA adalah "langkah yang baik".

Selama bertahun-tahun, eyond Pesticides telah meminta FDA untuk melarang C yang terkait erat dari produk konsumen. Selain sabun, triclosan dan triclocarban juga muncul dalam berbagai item antibakteri, dari kosmetik, pasta gigi, peralatan dapur, pakaian, mainan, bahkan mebel.

Menurut Harriot, ada tiga masalah utama akibat triclosan dan triclocarban. Studi menunjukkan bahwa triclosan dan triclocarban berbahaya, dapat menyebabkan resistensi antibiotik, dan tidak benar-benar bekerja pada patogen yang paling penting.

Dijelaskan Harriot, triclosan adalah pengganggu endokrin, yang berarti mengganggu sistem hormon kita khususnya hormon tiroid.

"Kami tidak ingin bahan kimia yang digunakan dalam kosmetik dan sabun berdampak pada janin. Saya mengerti orang khawatir tentang kuman, tapi sabun biasa dan air bisa bekerja sama dengan baik sebagai sabun antibakteri," kata Harriot.

Rabu, 18 Desember 2013

Menangis Tak Sekedar Air Mata

air mata buka sekedar air asin
    Pernahkah ada suatu hari ketika kita tiba-tiba ingin menangis tanpa alasan yang jelas.? Namun, Kita menahan diri sekuat tenaga karena terbiasa menganggap bahwa menangis adalah prilaku cewek cengeng dan kadang malah disalahgunakan buat mencapai keinginan tertentu.
Saya disini mau bilang, persetan semua itu. Kalau kita ingin menangis, maka menangislah. terutama bagi kita tipe orang yang jarang menangis.
    Saya termasuk cowok yang jarang dan susah untuk menangis. pernah ada perpisahan dengan teman dan relasi tempat praktek, nyaris mata semua orang dalam ruangan berkaca-kaca. Sementara saya enggak. saya sempat berpikir ada sesuatu yang salah dengan diri ini. Tapi tenyata enggak juga. ada moment dimana saya gampang menangis juga. terutama kehilangan orang yang kita cintai dan sayangi.
yahh kalian semua mengertilah..!!
    Suatu hari di minggu pagi, saya membaca artikel mengharukan tentang anak berusia tiga tahun penderita kanker. yang keluarganya tidak mempunyai biaya buat pengobatan anaknya yang bernama hazel. orangtuanya bercerita sungguh sangat sayang kepada anak pertama dan terakirnya itu. "Bagaimana untuk melakukan perawatan medis jika sehari-hari saja biaya untuk makan aja susah untuk di dapat." pekerjaan ayahnya sehari-hari sebagai pemulung, dan tidak bisa dipastikan mampu mendapat masukan setiap hari. orangtuanya pasrah dengan kondisi keluarga serta anaknya yang sakit, mereka hanya berharap keajaiban dan simpati dari orang tanpa mengesampingkan untuk berusaha menjadi lebih baik.
    Sangat mengharukan. Tiba-tiba saya pun merasakan air mata bergelayut dengan mudah. Karna memikirkan kondisi keluarga dan anaknya tadi. Bagaimana jikalau kondisi tersebut ada dipihak kita apa yang akan kita lakukan dan rasakan. Tak lama kemudian saya menangis tersedu-sedu sendiri dikamar bagai orang yang baru saja ditinggal mati istri.
haha haha sungguh tak terduga. 
    Lalu saya membaca riset bahwa air mata bukan sekedar air asin. Tapi mengandung hormon yang dilepaskan saat stres. Jadi menangis adalah cara tubuh menguras dirinya. Saya jadi menyesal pernah menertawakan orang menanngis.Jadi kenapa mesti malu untuk menangis?? Bila menangis dan tertawa adalah dua emosi yang berada pada dua titik berlawanan. Kenapa salah satu harus di bantah? Bahkan menangis lebih bisa diterima daripada berteriak keras atau menendang apa yang ada.
ampuni dosaku ya allah
    Apa yang dilakukan sabun pada tubuhmu itu sama dengan yang diberikan tangisan pada jiwamu, seperti kata pepatah yahudi. Di jepang ada crying boom, Orang berkumpul menonton film sedih untuk menangis. Di inggris ada Klub Loss, Crying Club dan memulai tangisan melalui memotong bawang. Menangis itu sehat, dan hanya manusia di dunia ini yang mampu mengeluarkan air mata emosional.
    Maka menangislah jika kita mau. Menangisi dosa serta noda dalam diri kita lebih baik ketimbang menangis ditinggal pacar untuk memohon ampun pada allah. Menanngisi dosa dan noda yang ada pada diri kita selain melepaskan hormon yang dilepaskan kita juga melepaskan dosa yang selama ini kita perbuat padanya.


So....... Mari Kita Menangis untuk arah yang lebih baik.........!!!

Jumat, 13 Desember 2013

Tidur "Bersihkan" Racun Otak

Sel-sel otak menyusut selama tidur untuk membuka jarak antar neuron sehingga memungkinkan cairan masuk untuk mencuci bersih otak.

   Otak menggunakan waktu selama manusia tidur untuk mencuci racun-racun yang terkumpul setelah proses berpikir selama seharian, kata para peneliti. Para tim peneliti dari Amerika Serikat itu percaya bahwa "sistem pembuangan racun" adalah salah satu alasan dasar kenapa manusia butuh tidur.
Studi mereka yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan sel-sel otak menyusut selama tidur untuk membuka jarak antar neuron sehingga memungkinkan cairan masuk untuk mencuci bersih otak.
Mereka juga mengatakan bahwa kegagalan untuk membersihkan beberapa protein beracun mungkin berperan dalam memicu gangguan otak. Sebelumnya telah terbukti tidur berperan besar dalam proses belajar dan memperbaiki daya ingat, tapi sebuah tim di University of Rochester Medical Centre percaya bahwa salah satu alasan utama tidur mungkin berkaitan dengan sebuah "pekerjaan rumah" yang harus dilakukan di dalam otak.
Berpikir atau tidur
"Otak memiliki energi yang terbatas dan tampaknya bahwa ia harus memilih antara dua fungsi yang berbeda -terjaga dan sadar atau tidur dan membersihkan," kata penelitiMaiken Nedergaard.
"Anda dapat menganggap otak seperti halnya sebuah rumah untuk berpesta. Di sana Anda dapat menghibur para tamu atau membersihkan rumah, tetapi Anda tidak bisa benar-benar melakukan keduanya pada saat yang sama."
Penelitian ini berdasar pada penemuan sebelumnya mengenai jaringan otak yang dikenal sebagai sistem glymphatic -yang membawa bahan limbah keluar dari otak. Para ilmuwan meneliti dengan menggunakan otak tikus.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem glymphatic menjadi sepuluh kali lebih aktif ketika tikus sedang tidur. Sel-sel dalam otak menyusut selama tidur. Hal ini melebarkan ukuran ruang antara jaringan otak, sehingga lebih banyak cairan yang masuk dan mencuci racun-racun.
Nedergaard mengatakan ini adalah fungsi "penting" untuk bertahan hidup, tetapi tampaknya tidak mungkin terjadi ketika pikiran terjaga. Dia mengatakan, "Ini adalah murni spekulasi, tapi sepertinya otak kehilangan banyak energi saat memompa air dan itu mungkin tidak bisa dilakukan ketika proses pengolahan informasi terjadi."

 

Rabu, 11 Desember 2013

Prinsip-prinsip Penerapan Terapi Bermain bagi Anak Autis

Terdapat beberapa hal prinsip yang harus dipahami terapis sebelum menerapkan terapi bermain bagi anak-anak autistik, yaitu:
1. Terapis harus belajar “bahasa” yang diekspresikan kliennya agar dapat lebih membantu. Karena itu metode yang disarankan adalah terapi yang berpusat pada klien.
2. Harus disadari bahwa terapi pada populasi ini prosesnya lama dan sangat sulit sehingga membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Apa yang kita latihkan bagi anak normal dalam waktu beberapa jam mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun pada anak autistik. Kondisi ini kadang membuat terapis bosan dan putus asa.

3. Terapis harus menghindari memandang isolasi diri anak sebagai penolakan diri dan tidak memaksa anak untuk menjalin hubungan sampai anak betul-betul siap.
4. Terapis juga harus betul-betul sadar bahwa meskipun anak autistik dapat mengalami kemajuan dalam terapi yang diberikan, ketrampilan sosial dan bermain mereka mungkin tidak akan bisa betul-betul normal. Jika tujuan umum terapi adalah untuk membantu anak dapat memaksimalkan potensi mereka dan memberi mereka kesempatan untuk berfungsi lebih baik dalam hidup mereka, maka keberhasilan sekecil apapun harus dianggap sebagai kemenangan dan harus disyukuri sepenuh hati.
Berdasarkan luasnya batasan terapi bermain maka penerapannya bagi penyandang autisme memerlukan batasan-batasan yang lebih spesifik, disesuaikan dengan karakteristik penyandang autisme sendiri. Pada anak penyandang autisme, terapi bermain dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan ketrampilan sosial, menumbuhkan kesadaran akan keberadaan orang lain dan lingkungan sosialnya, mengembangkan ketrampilan bicara, mengurangi perilaku stereotip, dan mengendalikan agresivitas.
Berbeda dengan anak-anak non autistik yang secara mudah dapat mempelajari dunia sekitarnya dan meniru apa yang dilihatnya, maka anak-anak autistik memiliki hambatan dalam meniru dan ketrampilan bermainnya kurang variatif. Hal ini menjadikan penerapan terapi bermain bagi anak autisme perlu sedikit berbeda dengan pada kasus yang lain, misalnya:
1. Tujuan dan target setiap sesi terapi bermain harus spesifik berdasarkan kondisi dan ketrampilan anak, dilakukan dengan bertahap dan terstruktur . Misalnya pada penyandang autisme yang belum terbentuk kontak mata, maka mungkin tujuan terapi bermain dapat diarahkan untuk membentuk kontak mata. Permainan yang dapat dipilih misalnya ci luk ba, lempar tangkap dengan bantuan, ‘lihat ini’, dan lain-lain.
2. Jika secara umum terapi bermain memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi dan eksplorasi, maka pada anak autisme hal ini akan memerlukan usaha yang lebih keras dari terapis terutama jika anak belum memiliki kesadaran akan dirinya dan dunia sekitarnya sehingga inisiatif belum muncul. Pada kasus seperti ini maka terapis perlu lebih aktif menarik anak untuk masuk dalam forum bermain dengan secara aktif menunjukkan contoh dan menarik anak terlibat. Misalnya dengan menunjuk masing-masing alat bermain yang ada sambil menyebutkan namanya, memberi contoh bagaimana alat bermain itu digunakan, terapis bermain pura-pura dengan tetap berusaha menarik anak terlibat.
3. Jika kesadaran diri dan dunia sekitarnya sudah muncul , maka anak dapat diberikan target yang lebih tinggi misalnya melatih ketrampilan verbal (berbicara) dan ketrampilan sosial. Pada tahap ini maka pelibatan anak dalam forum yang lebih besar, dengan melibatkan anak-anak sebaya lain mungkin lebih membantu. Misalnya anak diajak bernyanyi bersama, dibacakan cerita bersama anak-anak lain, diajak berbicara, dan permainan lainnya.
4. Terapi bermain bagi penyandang autisme dapat ditujukan untuk meminimalkan/menghilangkan perilaku agresif, perilaku menyakiti diri sendiri, dan menghilangkan perilaku stereotip yang tidak bermanfaat. Hal ini dapat dilakukan dengan melatihkan gerakan-gerakan tertentu kepada anak, misalnya tepuk tangan, merentangkan tangan, menyusun balok, bermain palu dan pasak, dan alat bermain yang lain. Dengan mengenalkan gerakan yang lain dan berbagai alat bermain yang dapat digunakan maka diharapkan dapat digunakan untuk mengalihkan agresivitas yang muncul, juga jika anak sering menyakiti diri sendiri. Mengenalkan anak pada permainan konstruktif seperti menyusun balok juga akan memberi kegiatan lain sehingga diharapkan perilaku stereotip yang tidak bermanfaat dapat diminimalkan.
Demikian beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam terapi bermain bagi penyandang autisme. Namun, disamping beberapa hal tersebut terdapat beberapa hal prinsip yang juga harus diperhatikan, yaitu:
1. Terapi bagi anak penyandang autisme tidak dapat dilakukan hanya dengan terapi tunggal. Mengingat bahwa spektrum hambatan yang dialami anak autism sangat luas dan kompleks, maka terapi bermain sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan terapi yang lain, misalnya terapi wicara, terapi medis, dan lain-lain. Rencana program terapi yang dijalankan pun harus disusun dengan terpadu dan terstruktur dengan baik, begitu juga proses evaluasinya.
2. Terapi bermain ini harus dilakukan oleh tenaga terapis yang sudah terlatih dan betul-betul mencintai dunia anak dan pekerjaannya. Hal ini terlebih pada penyandang autisme karena menangani anak autisme memerlukan kesabaran dan keteguhan hati yang tinggi. Jika pada anak non autistik target perubahan perilaku yang dibuat mungkin dapat dicapai dengan cepat dan lebih mudah, maka bagi penyandang autisme belajar perilaku baru memerlukan usaha dan perjuangan yang sangat keras dan belum tentu berhasil memuaskan.
3. Keberhasilan program terapi bermain sangat ditentukan oleh bagus tidaknya kerja sama terapis dengan orang tua dan orang-orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan proses transfer ketrampilan yang sudah diperoleh selama terapi yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan dalam kehidupan di luar program terapi.
Demikianlah beberapa hal yang penting diketahui tentang penerapan terapi bermain bagi anak penyandang autisme dan harus dicatat bahwa terapi bermain adalah salah satu alternatif saja diantara sekian banyak program terapi yang sudah dikembangkan bagi anak autisme.

Cara Terapi Anak Autis di Rumah

Ada beberapa persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan terapi anak autis di rumah, yaitu :
a. Pengetahuan orang tua akan metode terapi
b. Pengelolaan proses terapi yang menyangkut pengawasan dan pembinaan terapis
c. Ruangan yang bebas distraksi, cukup sejuk dan cukup penerangan
d. Dibutuhkan meja dan kursi anak
e. Alat peraga dan peralatan latihan motorik dan sensoris yang sesuai dengan materi yang akan diberikan
f. Evaluasi proses terapi secara periodic
g. Dana yang cukup untuk membayar 2 – 3 orang terapis
h. Terapis yang handal dalam melakukan terapi perilaku.

Apabila semua syarat di atas dapat disediakan, maka terapi di rumah dapat menjadi pilihan utama. Tetapi apabila tidak mungkin menyediakan persyaratan minimal ini, maka terapi sebaiknya dilakukan di institusi, terapi di rumah dijadikan sebagai kelanjutan terapi di sekolah.
Mengajarkan Kemampuan Merawat / Bantu Diri Anak Autisme, pengertiannya adalah Kemampuan merawat diri adalah kecakapan atau keterampilan untuk mengurus atau menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak tergantung pada orang lain. Dimana Tujuan Latihan Merawat Diri ini adalah sbb :
Bagi anak autis, tujuan latihan merawat diri adalah :
a. Agar dapat melakukan sendiri keperluannya sehari-hari
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan meminimalkan bantuan yang diberikan
c. Memiliki kebiasaan tertib dan teratur
d. Dapat menjaga kebersihan dan kesehatan badannya
e. Dapat beradaptasi dengan lingkungannya pada kondisi atau situasi di mana ia berada
f. Dapat menjaga diri dan menghindar dari hal-hal yang membahayakan.
Prinsip-prinsip Latihan Merawat Diri – Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua sebelum mempraktekkan merawat diri pada anak :
a. Mengenal dan menerima keberadaan anak sehingga dapat merancang program yang efektif
b. Memperhatikan kesiapan anak dalam menerima latihan-latihan
c. Belajar dalam keadaan rileks dengan instruksi yang tegas tanpa ragu-ragu tetapi tidak menimbulkan ketegangan bagi anak
d. Guru atau pelatih menggunakan kata-kata instruksi yang tetap dan sama begitu pula yang dilakukan orang tua dan anggota keluarga yang lain
e. Setiap melakukan kegiatan iringilah dengan percakapan dan gunakan kata-kata yang sederhana
f. Latihan diberikan dengan singkat dan sederhana, tahap demi tahap dan satu
g. Tahapan dimulai dari hal termudah
h. Tetapkanlah disiplin, jangan menyimpang dari ketetapan utama, waktu maupun tempat, karena akan membingungkan
i. Teruslah memberi motivasi bila anak belum berhasil dan berikan pujian bila usaha yang dilakukan anak berhasil dengan baik
j. Kesalahan dan kecelakaan adalah hal biasa, mungkin saja anak jatuh karena memasukkan kedua kakinya bersama-sama dalam lobang celana
k. Fleksibilitas.
Ruang Lingkup Materi Kemampuan Merawat Diri – Materi pelajaran menunjukkan apa yang harus diajarkan serta sejauh mana keluasan dan kedalamannya. Materinya adalah :
a. Kebersihan badan antara lain melatih
1. Cuci tangan
2. Cuci muka
3. Sikat gigi
4. Mandi
5. Keramas
6. Menggunakan kamar kecil/WC
b. Makan dan minum meliputi :
1. Makan menggunakan tangan
2. Makan menggunakan sendok
3. Minum menggunakan cangkir
4. Minum menggunakan gelas
5. Minum menggunakan sedotan
c. Berpakaian, antara lain :
1. Memakai pakaian dalam
2. Memakai baju kaos
3. Celana/rok
4. Kemeja
5. Kaos kaki dan sepatu
d. Berhias, meliputi :
1. Menyisir rambut
2. Memakai bedak
3. Memakai aksesoris
e. Keselamatan diri, meliputi :
1. Bahaya benda tajam atau runcing
2. Bahaya benda api dan listrik
3. Bahaya lalu lintas
4. Bahaya binatang
f. Adaptasi lingkungan, antara lain :
1. Mengenal keluarga dekat
2. Mengenal guru/pelatih
3. Mengenal dan bermain bersama teman.
a) Tahapan Pembelajaran Latihan Merawat Diri
1. Tahap persepsi
2. Tahap kesiagaan
3. Tahap sambutan
4. Tahap tindakan mekanis
5. Tahap sambutan yang kompleks
6. Tahap bervariasi
7. Tahap keaslian

Perilaku Tertentu pada Bayi Bisa Merupakan Ciri Awal dari Autisme

Para peneliti di Canada dan Amerika menemukan 16 ciri2 awal perilaku bayi yang merupakan prediksi akurat untuk timbulnya autisme dikemudian hari.

Para peneliti di Canada dapat menunjukkan bahwa perilaku tertentu pada bayi bisa meramalkan dengan cukup akurat bahwa akan berkembang menjadi gejala autisme.
Suatu penelitian yang masih sedang berjalan pada 200 bayi Canada adalah penelitian terbesar yang pernah dilakukan. Bayi2 tersebut mempunyai kakak yang terdiagnosa dengan ASD (Autism Spectrum Disorder). Mereka dipantau terus selama lebih dari 24 bu

Penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai seorang anak autistik mempunyai kemungkinan mempunyai anak autistik lagi sekitar 5-10 persen.
Penelitian Canada dimulai sebagai kerja sama antara McMaster University (Offord Centre for Child Studies in Hamilton), The Hospital for Sick Children di Toronto, dan IWK Health Centre in Halifax. Penelitian ini telah menarik perhatian nasional.Semula dibiayai oleh The Hospital for Sick Children Foundation, sekarang dibiayai oleh The Canadian Institute of Mental Health Research, penelitian ini berkembang dan mengikut sertakan 14 kota diseluruh Canada dan Amerika. Penelitian ini akhirnya menjadi kerja sama yang besar antara Canada dan Amerika.

Dari seluruh gangguan perkembangan yang ada, Retardasi Mental adalah yang terbanyak, kemudian disusul oleh Gangguan Spektrum Autisme. Meskipun seluruh kumpulan gejalanya luas, bisa sangat ringan maupun sangat berat, namun semuanya menunjukkan gangguan dalam bidang, komunikasi, interaksi sosial dan perilaku.
Gangguan ini demikian kompleksnya dan diagnosanya tergantung dari kemampuan dan pengalaman klinis pemeriksa, oleh karena instrument yang bisa mengukur autisme untuk bayi belum ada.

Saat ini para peneliti Canada membuat instrument tersebut yang disebut : Autism Observation Scale for Infants (AOSI). Instrumen ini mengukur perkembangan bayi mulai 6 bulan, mencari 16 ciri-ciri yang khas yang menimbulkan risiko timbulnya autisme, seperti misalnya :

-        tidak mau tersenyum bila diajak senyum
-        tidak bereaksi bila namanya dipanggil
-        temperamen yang passif pada umur 6 bulan, diikuti dengan iritabilitas yang tinggi
-        kecenderungan sangat terpukau dengan benda tertentu
-        interaksi sosial yang kurang
-        ekspresi muka yang kurang hidup pada saat mendekati umur 12 bulan.
-        pada umur satu tahun anak-anak ini lebih jelas menunjukkan gangguan komunikasi dan berbahasa.
-        bahasa tubuhnya kurang
-        pengertian bahasa reseptif maupun ekspresif rendah.

Apakah cirri-ciri diatas ini merupakan ciri dini dari autisme, atau merupakan perilaku yang menyebabkan berkurangnya kemampuan sosialisasi sehingga timbul gangguan perkembangan seperti autisme ? Bagaimanapun hasil penelitian ini akan membuat kita lebih mengerti kapan autisme pada seorang anak mulai timbul.

Dr Zwaigenbaum mengatakan bahwa kekuatan prediksi dari cirri-ciri ini sangat kuat. Dari anak yang telah dipantau selama 24 bulan, yang kemudian benar-benar terdiagnosa sebagai ASD , menunjukkan sedikitnya 7 dari 16 ciri-ciri tersebut.
Dengan mengenali ciri2 tersebut sedini mungkin, diagnosa bisa ditegakkan sedini mungkin, dan  intervensi bisa dimulai lebih dini. Hal ini akan mempengaruhi masa depan anak tersebut.

Jessica Brian, salah seorang yang turut mengambil bagian dalam penelitian tersebut  di Hospital for Sick Children sudah mulai mengembangkan teknik2 intervensi dini untuk bayi yang menunjukkan ciri2 tersebut.
John Kelton, dekan dan vice president dari McMaster’s Faculty of Health Science mengatakan : “ Ini merupakan langkah maju yang penting. Kelompok di Offord Centre benar2 melakukan langkah nyata dalam memberikan penanganan yang lebih baik bagi anak2 dan keluarga dimana ada seorang yang menderita gangguan autistik".
The Offord Centre for Child Studies di McMaster University adalah sebuah pusat penelitian mengenai perkembangan anak yang diakui secara internasional.
lan. Penemuan awal ini telah dipublikasikan bulan April dalam International Journal of Developmental Neuroscience.

Penyebab dan Gejala Autisme

Penyebab Autisme – Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah. Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).
Gejala Autisme – Untuk memeriksa apakah seorang anak menderita autis atau tidak, digunakan standar internasional tentang autisme. ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk Autisme Infantil yang isinya sama, yang saat ini dipakai di seluruh dunia.
a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.
Minimal harus ada 2 dari gejala di bawah ini :
1. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak gerik kurang tertuju
2. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
3. Tak ada empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain)
4. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.
Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
1. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak tidak berusaha untuk berkomunikasi secara non-verbal
2. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
3. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
4. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru
c. Adanya suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan.
Minimal harus ada 1 dari gejala di bawah ini :
1. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebihan
2. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya
3. Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang
4. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.
Pendapat lain mengatakan bahwa gejala autisme antara lain:
a. Perkembangan terhambat, terutama dalam kelakuan dasar hidup bermasyarakat (misalnya : tersenyum dan berbicara).
b. Bermain sendiri, tidak mau berkumpul dengan anggota keluarga atau orang lain.
c. Lesu dan tidak acuh terhadap orang lain yang mencoba berkomunikasi dengannya.
d. Sedikit atau tidak ada kontak mata.
e. Mengerjakan sesuatu yang rutin tanpa dipikir dan berperangai buruk jika dilarang akan membangkitkan kemarahan.
f. Pada umumnya pertumbuhan jiwa terbelakang (cacat mental).
g. Pada beberapa kasus, anak tersebut mempunyai keahlian tertentu dan sangat pandai, misalnya : menggambar, matematika, musik, melukis (Infokes, 2005).
Selain gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, beberapa sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis antara lain :
a. Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
b. Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
c. Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
d. Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
e. Jarang memainkan permainan khayalan
f. Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi yang terbuka
g. Memutar benda
h. Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya dengan baik
i. Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
j. Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
k. Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
l. Tidak takut akan bahaya
m. Terpaku pada permainan yang ganjil
n. Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
o. Tidak mau dipeluk
p. Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
q. Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
r. Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
s. Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau mengepak-ngepakkan lengannya)
t. Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya. Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
u. Pada beberapa kasus ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
v. Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil, tidak ingin menendang bola tetapi dapat menyusun balok.
Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan tidak sesuai dengan usianya.

Penanganan Bagi Anak Autis

Tujuan dari penanganan pada penyandang autisme adalah:

a. Membangun komunikasi dua arah yang aktif,
b. Mampu melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum dan bukan hanya dalam lingkungan keluarga,
c. Menghilangkan dan meminimalkan perilaku tidak wajar,
d. Mengajarkan materi akademik, serta
e. Meningkatkan kemampuan Bantu diri atau bina diri dan keterampilan lain.

Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan orang lain melalui cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa isyarat serta kata-kata. Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan dan penanganan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Beberapa Jenis terapi yang bisa dilakukan pada anak autisme adalah sebagai berikut:
a. Terapi perilaku
1) Terapi okupasi – Terapi okupasi dilakukan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot pada anak autis.
2) Terapi wicara – Terapi wicara (speech therapy) merupakan suatu keharusan, karena anak autis mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.
3) Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
b. Terapi biomedik
Pada masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat menghilangkan penyebabnya. Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan perilaku yang
sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Fenfluramin, buspiron, risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin, paroksetin dan sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku pada anak autis.
c. Sosialisasi ke sekolah reguler – Anak autis yang telah mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dapat dicoba untuk memasuki sekolah formal sesuai dengan umurnya dengan tidak meninggalkan terapi perilakunya.
d. Sekolah (Pendidikan) Khusus – Pada sekolah (pendidikan) khusus ini dikemas khusus untuk penyandang autis yang meliputi terapi perilaku, wicara dan okupasi, bila perlu dapat ditambahkan dengan terapi obat-obatan, vitamin dan nutrisi yang memadai.
Program pendidikan untuk anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif. Strategi yang digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda.  Dukungan pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan bagian dari pendidikan di sekolah anak autis. Keterampilan lainnya, seperti memasak, berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana pendidikan individual untuk meningkatkan kemandirian anak. Tujuan keseluruhan untuk anak adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke tingkat tertinggi atau membangun potensinya yang tertinggi.

Kebaikan Seks untuk Kesehatan

Seks adalah kebutuhan dasar manusia.

haha.com
Seks adalah kebutuhan dasar manusia. Apa saja keuntungan berhubungan seks?

1. Mengurangi kecemasan
Aktivitas seks yang muncul dalam penelitian tahun 2010 di jurnal PLos ONE menemukan bahwa tikus yang aktif secara seksual lebih santai daripada yang tidak diperbolehkan berhubungan seks. Penelitian lain menunjukkan bahwa mereka yang sering berhubungan seks tekanan darahnya terkendali.

2. Membuat bahagia
Tidak ada kejutan disini. Seks dan kebahagiaan ada hubungannya. Penelitian tahun 2004 yang terbit di jurnal The American Economic Review menemukan bahwa hubungan intim adalah puncak kebahagiaan wanita. 

3. Meningkatkan kekebalan tubuh
Penelitian dari Eastern Psychological Association Convention tahun 1999 menemukan bahwa mereka yang berhubungan seks sekali dua kali seminggu memiliki kekebalan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak melakukan seks.

4. Mengurangi risiko kanker prostat
Ejakulasi mengurangi risiko terkena kanker prostat. Penelitian tahun 2004 di Journal of the American Medical Association pada 30.000 orang menemukan bahwa pria yang berejakulasi 21 kali sebulan memiliki risiko terkena kanker prostat sepertiga lebih rendah daripada mereka yang berejakulasi empat sampai tujuh kali sebulan.

Sinar UV Rusak Kulit dalam Hitungan Hari

Riset terbaru dari University of Michigan Medical School menunjukkan, sejenis sinar ultraviolet dapat merusak kulit dalam hitungan hari.

Terik sinar matahari bisa membuat kulit lebih cepat menua dibanding perkiraan selama ini. Riset terbaru para ilmuwan di University of Michigan Medical School menunjukkan, sejenis sinar ultraviolet (UV) tertentu menstimulasi kerusakan kulit dalam hitungan hari.

Riset yang dipublikasikan dalam JAMA Dermatology ini membuktikan, sinar ultraviolet A1 (UVA1) mempengaruhi kesehatan kulit hingga tingkat molekuler. Hasil temuan ini merekomendasikan pentingnya untuk selalu menggunakan tabir surya, walau hanya terpapar sinar matahari dalam waktu singkat.

Secara khusus, riset bertujuan mengetahui seberapa banyak UVA1 yang dibutuhkan untuk menginduksi penuaan, kerut, dan komplikasi kosmetik lainnya akibat lamanya paparan sinar matahari. Menurut kepala riset, Frank Wang, studi ini merupakan yang pertama menyoroti jenis sinar dan dampaknya bagi kulit.

"Penuaan kuit yang terjadi sejak dini akibat paparan UV, telah mendapat banyak perhatian selama 10 tahun terakhir. Namun fokus riset lebih besar pada UVB, yang menyebabkan kulit terbakar," ujar Wang. Padahal, jumlah UVB sangat sedikit dalam sinar matahari dengan paparan tertinggi hanya pada tengah hari. Sedangkan sisanya adalah UVA, dengan UVA1 sebagai mayoritas. Sinar UVA1 juga menjadi komponen utama pada pencahayaan untuk tanning.

Dalam riset ini, peneliti menggunakan 22 responden yang melakukan 3 kali penyinaran. Pada tahap pertama, responden mendapat penyinaran UVA1 dengan konsentrasi yang rendah di darah bokong. Selanjutnya diambil contoh kulit di area tersebut untuk diteliti respon molekulernya.

Analisis genetik dilakukan usai paparan kedua dan ketiga. Pada tahap ini konsentrasi UVA1 ditingkatkan, sehingga merangsang diproduksinya molekul untuk memecah kolagen. Kolagen adalah protein yang mempertahankan kemudaan, kekenyalan, dan kehalusan kulit.

Menurut Wang, efek merugikan ini tidak berkurang karena paparan berulang. "Paparan berulang ternyata tidak mengurangi risiko penuan kulit. Selain itu, mild tanning terbukti tidak berefek baik pada kesehatan kulit," ujarnya.

Wang dan timnya mengatakan, hasil riset ini membuktikan diperlukannya bahan tabir surya baru untuk penangkal, melindungi kulit dari UVA1. Apalagi penggunaan kaca mata dan bahan baju tertentu, terbukti gagal melindungi tubuh dari paparan UVA1. 

Sejauh ini bahan tabir surya yang mendapat persetujuan dari US Food and Drug Administration (FDA) adalah zinc dan avobenzone. Dengan kondisi ini maka para ahli dermatologi menyarankan penggunaan tabir surya, setiap hari.

Senin, 09 Desember 2013

Cari Penangkal, Peneliti Amati Syaraf Nyamuk

Selain mendeteksi karbon dioksida yang dihembuskan oleh nafas manusia, nyamuk juga mendeteksi aroma yang dilepaskan oleh kulit

Obat penangkal nyamuk generasi mendatang bisa beraroma seperti permen atau karamel. Dan lebih efektif.

"Selama ini kita mengira bahwa syaraf khusus yang ada di kepala nyamuk hanya mendeteksi karbon dioksida yang kita hembuskan," kata

Untuk mengetahui jawabannya, ia dan tim memasang sebuah elektroda kecil pada syaraf cpA nyamuk. Saat serangga itu mencium bau kaki, syaraf yang bersangkutan langsung aktif, bahkan meski tidak ada karbon dioksida.

Saat nyamuk yang syaraf cpA-nya dinonaktifkan dan dilepaskan di lubang angin, mereka tidak mampu melacak sumber bau kaki yang ditempatkan di ujung lain dari lubang tersebut. Tetapi, nyamuk yang syaraf cpA-nya normal, tidak menemui masalah.

Ini mengindikasikan bahwa syaraf cpA nyamuk sensitif terhadap bau-bauan yang dipancarkan oleh kulit manusia.

"Dari jauh, kami yakin bahwa neuron ini mendeteksi karbon dioksida yang dihembuskan dari nafas kita. Tetapi saat nyamuk semakin dekat pada seseorang, syaraf nyamuk kemudian akan menangkap bau kulit dan itu memandu mereka untuk menuju ke bagian tubuh yang tidak tertutup itu," sebut Ray.
Anandasenkar Ray, seorang neurobiolog dari University of California, Riverside. Namun ia mencari tahu, apakah syaraf "cpA" itu juga merespons bau kaki setelah beraktivitas.

Kata-kata Mampu Mengubah Fungsi Otak

Penggunaan kata yang tepat juga membantu seseorang untuk bisa lebih menerima dan menghadapi realitas hidup.

Kata-kata dapat mengubah otak. Kata positif dan kata negatif membawa dampak berbeda pada fungsi otak Anda.
Dalam bukunya, Words Can Change Your Brain, Andrew Newberg dan Mark Robert Waldman menuliskan bahwa sebuah kata punya kekuatan untuk memengaruhi ekspresi gen yang mengatur stres fisik dan emosi.
Lebih jauh, penulis yang mendasari tulisannya dengan penelitian ini memaparkan, kata-kata positif seperti "cinta" dan "damai" bisa mengubah ekspresi gen, memperkuat area di lobus frontal, dan meningkatkan fungsi kognitif otak. Kata positif mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan.
Sebaliknya, bahasa yang mengandung perseteruan dapat mengganggu gen tertentu yang memainkan peran kunci dalam produksi zat kimia saraf. Padahal, zat kimia saraf ini melindungi kita dari stres.
Kata-kata negatif juga bisa meningkatkan aktivitas di amygdala, yaitu pusat rasa takut di otak. Kata negatif bisa melepas puluhan hormon stres dan neurotransmitter, yang pada gilirannya mengganggu fungsi otak.
"Kata-kata penuh amarah mengirimkan pesan peringatan ke otak, secara bertahap menghentikan kerja pusat logika di lobus frontal," tulis Newberg dan Waldma.
Menurut Newberg dan Waldman, penggunaan kata yang tepat juga membantu seseorang untuk bisa lebih menerima dan menghadapi realitas hidup.
Dengan mempertahankan kata-kata positif dan optimistis di otak, aktivitas di lobus frontal bisa terstimulasi. Area di otak ini meliputi pusat bahasa yang berhubungan langsung ke area motor korteks yang mendorong seseorang melakukan tindakan.
Riset yang dilakukan Newberg dan Waldman menunjukkan semakin lama seseorang memusatkan pikiran dengan kata positif, semakin banyak bagian lain di otak yang terstimulasi. Misalnya, fungsi lobus parietal mulai berubah, yang kemudian mengubah persepsi diri dan orang lain yang berinteraksi dengan Anda.
Pandangan positif terhadap diri sendiri akan membuat Anda cenderung berpikir positif tentang orang lain yang berinteraksi dengan Anda. Sementara itu, persepsi diri yang negatif akan mendorong seseorang untuk bersikap penuh curiga dan ragu-ragu. Seiring waktu, struktur thalamus di otak juga akan berubah dalam merespons kata-kata, pikiran dan perasaan. Perubahan pada thalamus ini juga bisa memengaruhi cara seseorang dalam menerima dan menghadapi kenyataan hidup.

Minggu, 08 Desember 2013

7 Bahaya yang Diakibatkan oleh Gadget

Segala bentuk kecanggihan memiliki sedikit efek samping. Jika bisa meminimalisirnya, kesehatan kita akan tetap terjaga

Revolusi komputer dan gadget telah menciptakan cara baru dalam bekerja, berbagi informasi, dan bersenang-senang. Di beberapa bagian, gadget mengambil peran cukup penting terhadap kebutuhan kita. Tapi di sisi lain, perkembangan ini mempunyai potensi “mengancam” lantas menyakiti tubuh kita.

WebMD merangkum tujuh langkah teknologi dan gaya hidup yang ditawarkan gadget yang “menyakiti” kita pelan-pelan.

1. Computer Vision Syndrome
Mata manusia mempunyai batas untuk menatap satu titik untuk kurun waktu berjam-jam. Itulah kenapa muncul yang namanya computer vision syndrom karena terlalu lama berada di depan layar komputer atau smartphone lainnya: kelelahan mata, iritasi, mata merah, penglihatan kabur, dan nyeri di punggung dan leher.

2. Insomnia
Ada kecenderungan, selepas seharian bekerja kita tidak langsung tidur, tapi memainkan game yang ada di gadget kita. Sebuah penelitian menyebutkan, game-game menembak cenderung bisa menekan melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur dan bangun, sehingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

3. Repetitive stress injuries (RSI)
Gerakan ajeg saat menjalankan mouse atau mengetik di keyboard dapat mengiritasi tendon yang bisa menjalar ke sistem saraf. Sedikitnya setengah jam anda memegang mouse ternyata bisa menyebabkan sakit pada bahu, lengan, dan tangan. Tapi RSI dapat mempengaruhi seluruh tubuh. “Jika Anda memiliki sedikit masalah ini dalam aliran darah, berhati-hatilah, karena ia bisa menjadi racun dalam sel-sel saraf dan sel lainnya,” ujar Mary Barbe dari departemen anatomi dan biologi Temple University.

4. Obesitas
Sebuah pernyataan menohok dilontarkan oleh Jason Mendoza, asisten di Baylore College of Medicine: pada dasarnya, semakin banyak Anda menonton TV, semakin berat badan Anda. Tak hanya terbatas oleh televisi, tapi juga seluruh perangkat yang berkaitan dengan komputer. Mendoza menambahkan, saat liburan, kita tidak pergi berburu atau keluar rumah, melainkan duduk manis di depan layar komputer sembari menghabiskan banyak sekali makanan.

5. Merusak pendengaran
Saat keluar rumah, kita sering memasang alat pendengar yang terhubung dengan gadget, biasanya untuk mendengarkan musik keras. Tak peduli dengan sekelilingnya, padahal, mendengarkan musik melalui headphone dapat meningkatkan resiko gangguan pada pendengaran.

6. Resiko kematian
Kita sering mendengar larangan mengemudi sembari menelepon. David Strayer, psikolog dari Utah University, mengatakan, saat menelepon, pikiran tidak tertuju ke jalan raya. Apalagi jika obrolan terasa mengasikan dan terkadang kita lupa tangan kita sudah terlepas dari kemudi.

7. Asma
Beberapa model printer laser yang ada di kantor bisa menjadi biang keladi penyakit asma. Partikel halus yang dilepaskannya diam-diam bisa masuk ke paru-paru Anda. Tidak semuanya memang—dari 62 printer yang diuji, hanya 17 yang berpotensi—tapi tetap harus waspada dengan segala kemungkinan.

Jadi, segala bentuk kecanggihan memiliki sedikit efek samping. Jika bisa meminimalisirnya, kesehatan kita akan tetap terjaga.

Jumat, 06 Desember 2013

Bakteri dalam Tubuh Juga Perlu Dijaga

Tujuannya adalah untuk pengolahan dan detoksifikasi, membantu sistem daya tahan tubuh, dan kunci pembentukan vitamin. 

Tubuh manusia dihuni berbagai makhluk berukuran mikro, yang tersebar mulai dari permukaan kulit hingga saluran pencernaan. Berbagai jenis mikroba hidup secara alami dan berjumlah lebih banyak dibandingkan sel dalam tubuh.
Anggapan bahwa mikroba (termasuk bakteri) ini selalu merugikan dan menyebabkan penyakit (patogen) masih sangat melekat kuat. Padahal, keseimbangan dan jumlah bakteri di dalam tubuh perlu terus dijaga, karena hal ini adalah salah satu kunci menuju hidup.
"Kita memiliki kurang lebih 100 triliun mikroba hanya dalam saluran pencernaan. Tujuannya adalah untuk pengolahan dan detoksifikasi, membantu sistem daya tahan tubuh, dan kunci pembentukan vitamin. Pengobatan barat sudah menyadari pentingnya bakteri bagi tubuh, terutama bagi saluran pencernaan. Pada functional medicine kami kerap memanipulasi bakteri untuk riset," kata Dr. Frank Lipman, pendiri Eleven Eleven Wellness di Manhattan.
Menurut Lipman, mengetahui pentingnya menjaga keseimbangan bakteri dalam tubuh merupakan suatu pemahaman baru. Saat ini masih berlangsung berbagai riset bertema upaya menjaga keseimbangan bakteri dalam tubuh.
"Bakteri yang tidak seimbang dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai gangguan. Saat bakteri jahat dan jamur lebih banyak dibanding bakteri baik, bermacam gangguan bisa terjadi mulai dari autoimun hingga kelebihan berat badan," kata Lipman, seperti dilansir Foxnews.
Sejauh ini, mikroba pencernaan diketahui memengaruhi metabolisme, beberapa ternyata juga berperan dalam mengatur obesitas. Satu famili bakteri yang bernama Firmicutes menyebabkan tubuh menyerap lebih banyak kalori. Sedangkan famili lain bernama Bacteroidetes berperan menjaga tubuh tetap langsing.
Untuk menjaga tubuh tetap sehat, Lipman memberi beberapa tips yang bertujuan menjaga keseimbangan bakteri dalam tubuh. Tips berikut mencegah peningkatan jumlah mikroba yang berhubungan dengan obesitas.
Konsumsi makanan prebiotik. Kesehatan bakteri pencernaan bergantung pada asupan prebiotik, yang terletak pada makanan berserat yang tidak mudah diolah tubuh. Asupan ini antara lain umbi sayuran, bawang bombay, bawang putih, arthicoke, kacang-kacangan, asparagus, dan pisang. Dengan asupan ini maka bakteri mendapat bahan pangan untuk metabolismenya.
Minum jus sayur dan buah yang berwarna hijau. Ada ribuan bakteri yang tidak diketahui jenisnya di dalam tubuh. Dengan pengetahuan yang terbatas, asupan berwarna hijau sangat baik untuk menjaga keberagaman yang ada. Tingkat keberagaman bakteri yang tinggi, memberi dampak positif lebih banyak pada tubuh.
Hindari pangan olahan. Kecanduan pangan olahan bisa membunuh bakteri baik dalam tubuh. Karbohidrat sederhana juga mendatangkan masalah, karena pangan ini memberi asupan pada bakteri jahat. Akibatnya jumlah bakteri makin bertambah dan kebutuhan gula meningkat. Sebisa mungkin jauhi pangan olahan maupun hasil modifikasi DNA (transgenik), yang disebut genetically modified organism (GMO).
Batasi konsumsi antibiotik, pada daging maupun obat yang dijual bebas. Ada saat tertentu yang mengharuskan penggunaan antibiotik. Penggunaan berlebihan tidak hanya membunuh bakteri jahat, tapi juga bakteri baik. Yang patut diperhatikan adalah penggunaan antibiotik pada stok daging pengusaha ternak. Sebanyak 70 persen antibiotik di Amerika ternyata digunakan para pengusaha dan telah menjadi kebiasaan. Bila mengonsumsi daging berantibiotik, kandungan tersebut akan langsung diserap tubuh.
Konsumsi probiotik. Makanan hasil fermentasi seperti kimchi, kombucha, dan sauerkraut semakin sering dikonsumsi saat banyak orang mempelajari ekologi tubuh. Makanan fermentasi sangat penting bagi tubuh karena mengandung probiotik, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri baik. Beberapa orang memilih konsumsi suplemen untuk meningkatkan asupan probiotiknya. Bila ingin mengonsumsi suplemen, sebaiknya pilih dengan asupan bakteri yang sudah diketahu kegunaannya. Contohnya adalah bakteri Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus paracasei, Lactobacillus plantarum, Bifidobacterium longum, dan Bifidobacterium lactis.
Anda tentunya mau bakteri baik tetap bercokol dalam tubuh 'kan?

Kamis, 05 Desember 2013

Hormon Mungkin Dapat Perbaiki Perilaku Anak Autistik

Para ilmuwan mengatakan oksitosin terlihat dapat meningkatkan fungsi otak, mengubah kecenderungan menyendiri menjadi lebih mudah berhubungan dengan yang lain.

Para ilmuwan mengatakan suatu hormon yang disebut oksitosin terlihat dapat juga meningkatkan fungsi otak pada anak-anak yang memiliki autisme, kelainan perkembangan syaraf yang dapat ditandai dengan interaksi sosial yang terbatas, perilaku berulang dan, terkadang, ledakan amarah dengan kekerasan.
Sebuah studi yang dilakukan para ilmuwan di Yale University di AS tersebut menyelidiki dampak oksitosin pada anak-anak autistik yang didasari pengamatan terhadap sejenis binatang pengerat, vole, yang hidup di padang rumput Amerika Serikat dan Kanada.
Oksitosin mendorong ikatan antara ibu dan anaknya, menurut para ahli. Tingkat hormon yang lebih tinggi ditemukan pada vole yang hidup berpasangan, sementara vole penyendiri memiliki tingkat lebih rendah.
Para peneliti tersebut bertanya-tanya mengenai peran oksitosin pada anak-anak autistik, yang seringkali menyendiri dan memiliki kesulitan berhubungan dengan orang lain. Dalam studi pertama yang mengamati dampak hormon terhadap fungsi otak, para peneliti mempelajari 17 orang yang memiliki autisme dengan kemampuan berfungsi menengah sampai tinggi, yang berusia antara 8-16,5 tahun.
Para ilmuwan memberikan satu dosis oksitosin lewat semprotan hidung kepada setengah anak-anak itu. Setengah lagi diberi 'placebo' atau semprotan kosong. Pada kelompok pertama, terlihat bahwa wilayah otak yang sebelumnya tidak berfungsi terkait hadiah dan emosi, menjadi bersinar. Dengan kata lain, mereka memberikan respon terhadap rangsangan sosial, seperti wajah orang.
Kevin Pelphrey, kepala Pusat Pengembangan Sains Syaraf Translasional di Yale yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan ia berharap perawatan dengan oksitosin dapat mengarah pada perubahan perilaku. “Kami berharap anak-anak dapat meningkat kemampuan sosialnya, membuat lebih banyak kontak mata, memahami perilaku sosial yang halus dan lebih tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain," ujar Pelphrey.
Namun penggunaan praktis hasil-hasil ini mungkin masih lama. Gina Ballone dari organisasi Achieve Beyond, yang menawarkan jasa klinis dan terapi interpersonal bagi anak-anak autistik dan orang-orang tua mereka, mengatakan tidak ada cara yang cepat untuk mengatasi autisme.
Pelphrey dan kolega-koleganya berencana melakukan studi-studi yang lebih besar untuk mempelajari apakah oksitosin yang diberikan dalam waktu lama dapat membantu anak-anak autis.
Artikel mengenai manfaat potensial dari hormon oksitosin pada anak-anak autis diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Rabu, 04 Desember 2013

Redam Penuaan Dini Dengan Ubah Menu Makanan

Untuk menghindari penuaan dini, lebih baik Anda memperbanyak stok makanan yang mengandung asam lemak omega 3 dan alpha linolenic acid (ALA)

 Apakah sehari-hari Anda banyak mengonsumsi makanan yang menyebabkan peradangan kronis, seperti minyak sayur, margarin, daging merah, roti putih, makanan manis, atau makanan olahan?

Bila ya, ada baiknya berhati-hati. Asal tahu saja, makanan yang baru disebutkan tadi tidak memberikan rasa pada kulit Anda. Sebaliknya, malah bisa menyebabkan pe

Nah, untuk menghindari penuaan dini, lebih baik Anda memperbanyak stok makanan yang mengandung asam lemak omega 3 dan alpha linolenic acid (ALA), seperti alpukat, salmon, dan minyak zaitun. Sebab, makanan yang mengandung kedua zat tadi dapat menjaga kelembutan dan kekenyalan kulit.

Jangan lupa mengonsumsi buah dan sayur, terutama yang mengandung seng, selenium, vitamin C, dan beta karoten, yang merupakan kunci utama bagi tubuh dalam memproduksi kolagen. Seperti diketahui, kolagen berfungsi untuk menjaga kulit tetap kenyal dan melindungi kulit melawan radikal bebas.

Misalnya, paprika merah dan wortel yang bisa Anda iris dan jadikan bekal camilan untuk dibawa pergi. Bila tak suka, Anda bisa menggantinya dengan secangkir brokoli, yang nilainya cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C Anda seharian. Jangan lupa, pastikan Anda cukup mendapatkan asupan protein.

Studi terbaru menunjukkan, kurang asupan protein dapat menyebabkan keriput, retakan pada kulit, serta produksi air mata. Maka, usahakan untuk mendapatkan setidaknya satu makanan yang mengandung protein pada makanan Anda, misalnya telur, daging, atau kacang-kacangan.
radangan dalam tubuh, yang dapat mempercepat kulit keriput.

Satu dari 3 Penderita Darah Tinggi Tak Menunjukkan Gejala Apa Pun

Bila hipertensi tidak dikendalikan, bisa merusak jantung dan pembuluh darah, menyebabkan stroke dan serangan jantung.

Di dalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang ke sana kemari lewat jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan oksigen untuk dikirim ke seluruh bagian tubuh. Ada pun mesin penggerak darah hingga dapat mengalir terus-menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding pembuluh darah. Dalam keadaan normal tekanan pada saat jantung berkontraksi (sistolik) berada di bawah 120 mmHg, sedangkan ketika jantung berelaksasi (diastolik) di bawah 80 mmHg. Namun, kisaran tekanan darah yang ideal itu (gold standard) 115/75 mmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalau tekanan darahnya 140/90 mmHg atau lebih tinggi yang diukur pada kedua lengan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu bebera
pa minggu. Satu dari tiga orang penderita penyakit darah tinggi tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun.
Celakanya, bila hipertensi ini tidak dikendalikan bisa merusak jantung dan pembuluh darah sehingga mengarah pada timbulnya beberapa kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, atau gangguan pada mata.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi ada dua jenis. Hipertensi primer atau esensial, adalah yang tidak atau belum diketahui jelas penyebabnya (terdapat pada 90 persen dari seluruh kasus hipertensi).
Diperkirakan faktor risiko hipertensi jenis ini antara lain perubahan pada jantung dan pembuluh darah, merokok, usia (di atas 35 tahun), riwayat keluarga, obesitas, gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga), stres, alkohol, atau garam dalam makanan.
Hipertensi sekunder yang disebabkan atau dampak penyakit lain seperti penyakit ginjal kronis, kelainan hormonal, atau pemakaian obat-obatan tertentu—seperti pil KB.
Tekanan darah biasanya tidak sama sepanjang hari. Dalam kurun waktu 24 jam tekanan dalam arteri mengalami fluktuasi alami.
Biasanya tekanan tertinggi terjadi pada pagi hari setelah bangun tidur dan melakukan aktivitas. Lalu, akan stabil sepanjang hari dan kemudian turun pada malam hari. Titik terendah pada dini hari saat kita tertidur pulas.
Tekanan darah juga berubah bila posisi tubuh berubah. Misalnya, dalam posisi duduk ataupun tidur.

 

Selasa, 03 Desember 2013

Multivitamin Bantu Hadang Perkembangan Infeksi HIV

Tidak sembarang vitamin dapat meningkatkan daya tahan tubuh odha, kombinasinya dengan selenium lah yang paling efektif

Cara paling efisien dalam menghambat perkembangan infeksi HIV adalah dengan menggunakan obat-obatan anti retroviral (ARV). Meski begitu, sebuah studi dari Afrika mengindikasikan, konsumsi multivitamin dan suplemen selenium juga memiliki kemampuan yang baik dalam mengurangi risiko tersebut pada mereka yang belum menjalani pengobatan ARV.

Menurut studi tersebut, multivitamin dan selenium dapat memberikan efek terhadap orang dengan HIV (odha) selama dua tahun. Belum jelas apakah efek tersebut dapat terjadi dalam periode yang lebih lama.

Hal tersebut juga berkaitan dengan peserta studi yang terbatas hanya pada odha di Afrika yang belum mendapatkan pengobatan ARV. Sementara itu, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sekali seseorang terdiagnosa positif HIV, pengobatan ARV pun segera diberikan.

Dr Jared Baeten, profesor kesehatan global di University of Washington AS mengatakan, temuan ini sangat berguna sebagai strategi baru menunda perkembangan HIV. Pasalnya, tidak semua orang yang terdiagnosa HIV positif segera bisa atau mau untuk memulai pengobatan ARV.

Ketua studi Marianna Baum, profesor diet dan nutrusi di Florida International University's Stempel School of Public Health mengatakan, studi sebelumnya menunjukkan, odha yang memiliki pola makan sehat tidak bisa memroses nutrisi dengan baik dari makanan. Maka, dapatkah suplemen bisa memberikan manfaat bagi mereka?

Baum mencatat, belum ada yang meneliti sebelumnya bagaimana sistem imun mengalami perbaikan dengan multivitamin sementara mereka belum memulai pengobatan ARV. Baum dan timnya pun melakukan analisa terhadap 900 odha di Afrika. Sebagian dari mereka diberikan plasebo, sebagian lagi diberikan multivitamin yang berisi vitamin B, C, dan E. Kelompok lainnya diberikan multivitamin dan suplemen selenium, dan ada pula yang hanya diberikan suplemen selenium.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal American Medical Association itu menemukan, tidak ada perlakuan yang memberikan dampak berarti pada kekebalan tubuh odha kecuali pada kelompok yang diberi kombinasi multivitamin dan suplemen selenium. Bahkan setelah dianalisa berdasarkan statistik dengan menyertakan faktor-faktor lainnya, kesimpulannya tetap sama.

Dibandingkan kelompok plasebo, odha yang diberi kombinasi multivitamin dan selenium memiliki risiko 50 persen lebih rendah untuk masuk ke tahap AIDS setelah dua tahun. Baum belum mendapatkan informasi tentang harga multivitamin dan suplemen selenium, namun diperkirakan harganya relatif murah dan tidak menimbulkan efek samping.

Menurut Baum, multivitamin dapat menguatkan sistem imun, sementara suplemen selenium menyediakan asupan mineral yang menekan pertumbuhan virus. "Yang perlu diingat, tidak smbarang vitamin dapat meningkatkan daya tahan tubuh odha, kombinasinya dengan selenium lah yang paling efektif," tegasnya.

Selain itu, Baum juga menekankan pada tujuan studi bukan untuk mengurangi kebutuhan pengobatan ARV. Menurutnya, obat ARV masih menjadi standar emas untuk menekan jumlah virus.

Ke depannya, tim peneliti akan melakukan penelitian lanjutan untuk melihat efektivitas multivitamin dan suplemen selenium terhadap odha yang sudah mendapat pengobatan ARV.

Ditemukan, Gen Penyebab Kecanduan Alkohol

Saat tikus mengalami mutasi genetik, khususnya pada gen Gabrb1, mereka menjadi sangat menyukai minuman beralkohol

Peneliti berhasil menemukan satu gen yang m

Dalam studinya, para peneliti menunjukkan bahwa tikus normal tidak tertarik pada alkohol. Mereka hanya meminum sedikit, atau tidak sama sekali saat diberi pilihan antara air tawar ataupun air yang mengandung alkohol.

Namun, saat tikus tersebut mengalami mutasi genetik, khususnya pada gen Gabrb1, mereka menjadi sangat menyukai untuk meminum alkohol dibandingkan dengan air. Mereka memilih untuk meminum air beralkohol hingga 85 persen dari total konsumsi air harian mereka.

"Sangat mengejutkan saat mendapati bahwa sedikit perubahan pada satu gen bisa menghasilkan efek yang sangat kompleks seperti kecanduan alkohol," kata Quentin Anstee, konsultan hepatolog dari Newcastle University, yang mengetuai penelitian.

Para peneliti mendapati bahwa tikus yang mengalami mutasi pada gen tersebut rela bekerja keras untuk mendapatkan minuman beralkohol bahkan dalam jangka waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan tikus normal. Mereka dengan sukarela meminum air beralkohol dalam satu jam untuk menjadi mabuk, bahkan saat mereka kesulitan mengontrol gerak badan mereka.

"Saat ini kami melanjutkan penelitian kami untuk menentukan apakah gen ini memiliki pengaruh yang sama pada manusia, meski kami tahu bahwa pada manusia, alkoholisme jauh lebih rumit karena ada faktor lingkungan yang mempengaruhi," sebut Anstee. "Namun di sini tetap ada potensi besar untuk mengembangkan cara perawatan yang lebih baik terhadap kecanduan alkohol di masa depan," ucapnya.
engatur konsumsi alkohol, dan jika terjadi gangguan pada gen ini, akan menyebabkan kecanduan minum alkohol yang parah. Mereka juga berhasil mengidentifikasi mekanisme yang menyebabkan terjadinya fenomena ini.